Jumat, 18 September 2015

Bila Telah Kau Lupaku Nanti

Bila telah kau lupaku nanti,
Di saat ketulusan mengalahkan egoku
Di saat waktuku menuntas pengorbananmu
Di saat kerelaanku sepenuh bahagiamu saja



Saat ketika benar-benar kutahan genggamku
Saat ku lepaskan ikatan eratku
Di saat aku berhenti
Jangan pernah berbalik ke belakang..

Jangan pernah melihat ke bawah..
Berlarilah sejauh yang kau bisa
Terbanglah setinggi mungkin
Dengannya akan kulihat

Setulus apakah benda abstrak bernama cinta itu?
Perihal, ragamukah? Hatimukah? Cintamukah?
Atau tentang hatiku yang merelakanmu?
Bila telah kau lupaku nanti,

Semoga tak ada hal apapun
Yang ingatkanmu padaku
Pada cintaku yang mengusik
Begitu bising..

Bila telah kau lupaku nanti,
Di waktu kau temukan cintamu
Izinkan ku ucap terimakasih
Pada perempuanmu..

Terimakasihku,
Karena telah membahagiakanmu
Bila telah kau lupaku nanti,
Cukup kau tahu

Bahagiamu adalah bahagiaku
Dan jika pun kini kau tlah lupa
Untuk mengingatmu, tak perlu kau harus ingatku
Pun sebagaimana cinta, untuk mencintaimu tak lantas kau harus mencintaiku.

Jika dan Bila

Jika saja cinta tak sebuta ini padaku, setidaknya aku yang bukan sesiapa bagimu, bisa melihat betapa aku sudah melampaui batas dalam hidupmu.
Bila saja aku sedikit peka pada isyaratmu, setidaknya tidak juga kupaksakan cinta yang tak bisa sampai ke hatimu

Jika saja..
Aku tak hadir di hidupmu — setidaknya, tak ada aku yang mengusik, mengganggu harimu.
Namun apalah, itu hanya – bila saja – Karena cinta kadang TAK tahu diri masih saja bertahan
Jika dan Bila” – kata yang semestinya tak pernah ada, bukan? A’ optimislah!

Baper

Ketika kau jatuh cinta pada seseorang, hal absrud yang paling mungkin di jaman sosmed ini ialah baper yang kadang berlebihan dan tidak pada tempatnya.

Semisalnya nih doi ganti status, masang dp atau update-updetan sejenisnya. Kepala orang yang jatuh cinta (mereka ini hampir dipastikan stalker sejati) kadang kepikiran melampaui tujuan doi sendiri. Doi biasa-biasa aja, eh kitanya yang awut-awutan and uring-uring hanya demi menebak maksud doi.
Hiks ngomongin ini, sejujurnya aku lagi diposisi semacamnya. Dan yaah sedih banget liat diri sendiri, sudah tua gini tapi belum bisa bersikap dewasa. Gimana coba cinta bakal berbalas wong aku kekanakan banget
Hikkss, tapi mau gimana lagi jangankan statusnya, doi ganti dp aja sering banget aku kebawa perasaan. Menerka isi kepalanya, berpikiran yang enggak-enggak. Tau-tau malah gak ada hubungannya dengan aku *baper akut*
Hikss kenapa aku gak ada percaya-percayanya ya ama diri sendiri. Bawaannya ngerasa gak ada yang bakal buat dia merasakan hal yang sama sepertiku, bahkan minderku yang udah ampe di titik terendah. Padahal udah beberapa waktu ini aku nyoba percaya diri. Tapi apalah
Hmm jatuh cinta emang gitu ya? Ngebuat kita melihat semua nampak sempurna di dia-nya? Dan kitanya malah ngerasa jadi sekedar punguk perindu bulan?
Ah aku, apalah apalah

Ketulusan itu

Tidak pernah ketulusan itu bisa diukur, tidak bisa juga diucapkan hanya dengan sekedar-sekedar kata.
Maka mungkin aku belumlah sampai di titik paling tulus seperti inginmu.
Tapi jika aku terus berjalan di sisimu, sementara kau tak menjumpai keyakinan berada di sisiku, masihkah kau ingin mencoba menggenggam tanganku?

Duhai lelaki hening…
Tentang ketulusanku, hanyalah hatimu yang bisa melihat. Sekalipun habis tinta selautan untuk menuliskan isi hatiku, aku takkan pernah bisa menerangkan apapun.
Ketulusan yang benar-benar tuluslah, yang akan sampai di hatimu.

Cintaku, Cintamu, Beda!

Saya hanya mampu menepuk bahunya berkali-kali dan hanya mampu mengucapkan kata “sabar”. Matanya sudah bengkak, wajahnya tak lagi bersinar seperti saat ia baru datang untuk menceritakan segalanya pada saya. Raut wajah itu menggambarkan luka yang tidak dapat lagi dibahasakan melalui frasa-frasa kata. Dan, melalui ceritanya; baru kali ini saya bisa merasakan, sakitnya mencintai hanya karena dibatasi oleh perbedaan.

Padahal, wanita ini punya alasan untuk selalu tersenyum dan bahagia. Wajahnya bagaikan pahatan sempurna jemari Tuhan, percampuran darah Jawa dan Padang. Zodiaknya Leo, saya percaya dia wanita yang tangguh. Boleh dibilang selain tangguh, dia juga nekad, begitu saja meninggalkan kota Padang demi mengejar cita-citanya untuk menjadi penari. Dia sangat jatuh cinta pada dunia tari. Tari layaknya napas yang mendenyutkan peredaran darahnya hingga saat ini. Ia berasal dari keluarga yang sangat menyayanginya, menjadi anak ketiga dari empat bersaudara adalah cara Tuhan mengajarinya banyak hal, salah satunya - CINTA!

Berbagai peristiwa membuka matanya, sampai pada akhirnya ia bertemu seorang pria; pria yang mengajarinya banyak hal dengan cara yang tak biasa. Mereka saling bertatapan ketika wanita ini sedang berusaha meredam rasa demam panggungnya sebelum pentas tari. Pertemuan mereka tidak terencana, seakan-akan dunia sengaja berkonspirasi untuk menjebak mereka dalam sebuah ilusi nyata, lalu terciptalah pertemuan absurd. Sulit dijelaskan, bagaimana pertemuan nyata bisa mengubah cara pandang seseorang. Dan, ternyata tanpa mereka minta, jemari hangat cinta telah meremas hati mereka yang beku. Cinta datang dengan tiba-tiba, senyata-nyatanya, seada-adanya... begitu saja.

Pria ini adalah seorang juru masak, dan wanita yang kudengarkan ceritanya tadi sangat jatuh cinta pada setiap masakan yang dihasilkan jemari sang pria. Cinta semakin mengambil alih, mereka sama-sama larut dalam kebahagiaan yang tak lagi terhitung. Hanya ada senyuman tulus yang mengalir dalam setiap detik kebersamaan mereka. Cinta telah membuat jiwa mereka seakan-akan berada di Taman Firdaus, tapi kenyataan hanya bisa membuat mereka seakan terusir dari keindahan dan kemegahan Taman Firdaus. Lagi dan lagi, karena perbedaan. Perbedaan macam apa yang bisa merenggut semua kebahagiaan seseorang?

Wanita ini sedang memanggil Tuhan, menyebut nama Tuhan seperti biasa, sambil melipat tangan dan salib Yesus yang melingkar di lehernya seakan turut meremas segala kecemasan yang bergumul dalam hatinya. Pria ini sedang bersujud, mengajak Tuhan berbicara dengan bahasa yang berbeda, terjadi percakapan sederhana dengan bulir air mata. Segalanya berbeda, tapi cinta membuatnya menyatu. Segalanya tak mungkin disatukan, tapi cinta membuat dua orang berjuang bahkan untuk hal yang mustahil sekalipun.

Awalnya, mereka memang masih berproses untuk menerima dan menormalkan segalanya agar tak terlihat seperti masalah besar. Perbedaan di antara mereka seringkali dijadikan bahan candaan, juga kadang dijadikan sebagai bahan perenungan.

“Menurut kamu, hubungan kita ini akan berakhir manis apa enggak?” tanya wanita ini, dengan wajah penasaran dan tatapan minta diberi penjelasan.
Lama sekali pria ini berpikir.  Ia tak mau terlihat rapuh di depan orang yang ia cintai. “Yakinlah berhasil. Karena pikiran kita akan menuntun pada keberhasilan itu,” ucap pria ini mantap.
“Tapi dalam sejarah, karena keyakinan kita berbeda membuat hubungan ini tidak mudah.” terdengar nada keraguan dari bibir sang wanita. “Pasti ada yang terluka. Padahal cinta harusnya membahagiakan.”
Bagi saya, mereka terlalu manis juga terlalu romantis. Di mata saya, mereka adalah sosok pasangan yang sangat kuat. Mereka berusaha membuktikan pada dunia bahwa mereka hanya jatuh cinta, bukan berzinah layaknya ungkapan orang-orang yang sok ahli dalam bidang agama. Perjuangan mereka menemukan banyak kerikil dan tikungan tajam, air mata dan tawa bergantian menggores bibir. Dan, cinta... membuat mereka percaya, tak ada yang sia-sia jika mereka masih ingin berusaha.
                                                                                                                   
Dalam canda, wanita ini sering menggoda sang pria. “Kamu harus bisa masakin keluargaku babi rica. Enak lho! Kamu harus mencoba”.
“Kalau kamu makan babi rica aku akan temani, tapi nggak akan aku memakan makanan itu”.
Seloroh pria itu dengan candaan yang tak kalah lucu. Dan, mereka tertawa lepas. Masih bisa tertawa bahkan dalam kekhawatiran mereka.
Semua masih bercerita tentang bahagia, bahagia, dan bahagia. Mereka masih bisa menertawakan perbedaan yang terjadi di antara mereka. Mereka tak ingin mengungkit luka yang sebenarnya perlahan-lahan sudah tergores; sejak mereka tahu perbedaan tak mudah untuk diperjuangkan.
Dan, apakah hanya untuk bahagia, mereka perlu meninggalkan Tuhan dan menutup telinga terhadap perkataan orang?
Untuk teman saya yang belum berani saya sebutkan namanya
Kuatlah, Teman...
Mereka yang di luar sana tak pernah tahu apa yang kaurasakan
Mereka mencibirmu, memakimu, dan menghakimimu
Karena mereka tak pernah tahu... siapa dirimu sebenarnya.

Beda Cinta, Setipis Keyakinan

Saya mengingat lagi cerita teman saya. Baru beberapa hari saya temui dia di cafe, di bilangan Depok, Jawa Barat. Jujur, pikiran saya masih terbebani oleh cerita yang ia ungkapan. Tentang hubungannya, tentang kekasihnya, yang jauh dari kata normal. Iya, mereka berbeda, tidak sama seperti orang lainnya.
Ketika dia bercerita dengan menggunakan air mata, saya tahu bahwa beban yang ia pikul sangatlah berat. Air mata yang saya lihat hari Rabu kemarin adalah luapan emosinya yang sempat tertahan. Saya bisa rasakan sakit yang memukul-mukul perasaannya. Tapi, dalam duka, masih terselip kebahagiaan yang mampu ia ceritakan pada saya, walau dengan suara tertatih, walau dalam halaan napas lirih.
Jatuh cinta adalah dua kata yang sulit dijelaskan. Tidak terdefinisikan. Soal hati, kata-kata seakan tak ahli untuk memaparkan juga mendeskripsikan. Saya tidak akan berbicara tentang cinta, juga tentang mimpi omong kosong yang diciptakan saat hadirnya cinta. Ini semua soal kenyataan, soal dunia yang begitu klise. Agama.
Air mata memang sia-sia,  karena yang dibutuhkan di sini adalah kedewasaan. Semua berawal manis dan indah. Teman saya, awalnya memang bercerita dengan senyum sumringah. Ia berkenalan dengan seorang pria, secara tidak sengaja. Tentu saja, kita seringkali menganggap banyak hal terjadi karena kebetulan. Kebetulan mungkin adalah rencana Tuhan yang belum benar-benar kita pahami.
Tatapan mereka saling beradu, hanya senyum dan tawa yang tercipta kala itu. Teman saya, wanita beragama Khatolik tersebut, baru selesai pentas tari. Lalu, dunia berkonspirasi, mempertemukan dia dengan seorang pria, yang membuat hatinya merasa nyaman. Pria yang tiba-tiba merangsuk masuk dalam ingatan dan jengkal napasnya.
Indah memang, cinta mengubah segala yang hitam putih menjadi warna-warni. Tumpukan kebahagiaan semakin sempurna, ketika perkenalan teman saya dan pria itu berlangsung ke tahap yang lebih dalam, lebih dekat.
Segalanya terasa manis, walaupun juga terasa asing. Rasa nyaman itu kini berangsur berubah menjadi rasa takut kehilangan. Mereka berusaha untuk saling melindungi satu sama lain. Mungkin, ketika salib berada dalam genggaman tangan teman saya, dan ketika tasbih berada dalam genggaman pria itu; dengan air mata, mereka saling mendoakan.
Saya bisa rasakan kehangatan mereka. Sangat hangat. Sangat dekat. Saya iri, mengingat hubungan saya yang lebih dulu kandas termakan perpisahan. Saya dan pria di masa lalu tersebut tidak sekuat dan setegar teman saya. Oh, jadi curhat. Sungguh, saya benci membahas masa yang tak ingin saya ingat lagi. Teman saya dan kekasihnya masih terus mempertahankan walau mereka berbeda. Perbedaan keyakinan bukan alasan untuk tidak saling jatuh cinta.
Inilah yang membuat saya semakin terharu, teman saya menunggu kekasihnya salat di masjid. Ia menunggu dengan sangat sabar meskipun lirikan mata yang tajam tertuju padanya.
Dalam perbedaan, mereka saling menguatkan. Keindahan mereka sampai pada kelopak mata saya. Saya tak tahu harus berkomentar apa. Terharu? Prihatin? Sinis?
Hey, mereka berbeda dari pasangan yang lainnya. Mereka bukan pasangan bermanja-manja yang mabuk kepayang akan cinta, saling bergelayut mesra dalam pelukan. Sampah. Pacaran model cinta monyet. Teman saya dan kekasihnya sungguh berbeda, mereka punya kebahagiaan yang tak dimengerti banyak orang. Kebahagiaan yang belum tentu bisa dirasakan oleh banyak orang yang sibuk menghakimi hubungan mereka.
Apa yang membuat dua orang saling memperjuangkan jika bukan karena cinta?

agama harusnya TIDAK mengkotak-kotakan

"Aku gemar berdoa. Bercerita pada Tuhan tentang kita. Dalam persepsiku, Tuhan ikut bahagia. Walau kita menyebutNya dengan nama berbeda" - Dwitasari

Seusai sholat Ashar, aku menjemput dia di gereja. Aku menunggu di depan gereja bersama motor tuaku buatan sebelum masehi saat kerajaan Singosari masih berdiri. Tatapanku lekat ke bagian samping gereja. Di sebuah ruangan di samping gereja, ada seorang wanita dengan senyum simpulnya menyalami anak-anak kecil yang keluar dari ruangan itu. Wanita itu bernama Bianca. Wanita yang tiga tahun terakhir ini aku anggap penting, terpenting kedua setelah ibuku. Wanita ini berbeda, Minggu sore biasanya seorang wanita menghabiskan sisa weekend mereka dengan "gentayangan" di berbagai trade center, tapi Bianca menghabiskan Minggu sorenya untuk mengajar anak-anak sekolah minggu di gerejanya. Dia menyayangi anak-anak seperti aku menyayangi dia atau mungkin sangat amat menyayangi.
"Udah lama ya, Gil?" sapanya ringan tapi mengagetkanku.
"Ragil Kurniawan! Delapan tahun kenal tetap aja panggil Gil Gil, Gila! Nggak, aku juga baru nyampe kok."
"Sensi banget! Laper ya? Eh, ada rumah makan bakmi di dekat gerejaku. Kata temenku enak lho. Coba yuk! Aku yang traktir!"
"Boleh. Kalau aku nambah, kamu bayarin juga kan?"
"Iyadeh. Makan sekalian sama piring-piringnya deh ya!"
"Sekalian sama gerobak deh."
"Ih, cepet ah! Aku laper!" Dia memasang tampang cemberut sambil menaiki sepeda motorku. Cuma dia satu-satunya wanita yang mungkin tidak malu menaiki sepeda motor tua dengan pengendara acak-acakan seperti aku ini.
***
"Bakminya ternyata enak! Aku kira enaknya cuma kata orang-orang aja. Ternyata enak beneran!" Dia berkata dengan penuh keyakinan, untuk meyakinkan otakku mungkin.
"Semua bakmi ya rasanya kayak gini!"
“Sstt.. frontal banget sih!” Dia menarik hidungku sampai merah. 
"Sakit!"
“Lebay! Baru ditarik pake tangan kan, bukan pake garpu bangunan!”
“Sangar banget sih!” Aku membalas menarik hidungnya tapi dia malah tertawa. Aku menikmati suasana ini, suatu saat mungkin aku akan merindukan saat-saat seperti ini. Sungguh, aku ingin menjadikan dia sesuatu yang satu-satunya kulihat saat bangun pagi, tapi kita berbeda, bumi dan langit. Sesuatu yang kita yakini, agama, malah menjadikan kita terasa benar-benar berbeda.
***
Sesampainya di rumah, aku melihat mama sedang menonton televisi. Aku duduk di samping beliau dan mencium tangannya. Tanpa berkata-kata, aku langsung meninggalkan beliau menuju kamar.
“Jemput Bianca lagi ya?” suara mama yang tinggi mengagetkanku.
“Iya,Ma.”
“Kamu tuh nggak ngerti ya kalau mama bilangin! Selesai salat Ashar, langsung pulang! Nggak usah kelayapan dan sok-sokan baik jemput-jemput Bian! Emang dia mau ngasih apa kalau kamu jemput? Emang dia siapa sampe kamu repot-repot buat jemput?”
“Berbuat baik kan nggak salah,Ma.”
“Mama gak suka liat kalian sering-sering berdua. Kamu ngapain sih deket-deket sama dia? Mending kamu cari wanita yang lebih pantas, seagama, jilbaban, terus kenalin ke mama. Gitukan lebih baik!”
"Tapi, Ma. Seharusnya agama itu tidak mengkotak-kotakan!" Aku berkata kepada ibuku dengan nada tinggi, kesal.
"Kalian berbeda agama. Beda cara beribadah, berbeda pula siapa yang kalian sembah. Begitu pula dengan ideologi hidup kalian! Agama berbeda maka berbeda juga tujuan hidup di dunia ini. Kalian tidak akan bersatu! Alam semesta mau sesuatu yang seimbang, bukan sejoli angkuh seperti kalian!" Ibuku menghujani perkataan yang membuat aku tambah kesal, hatiku sakit, teriris.
"Tuhan itu cuma satu! Hanya cara-cara menyembahNya saja yang berbeda!" Aku berjalan, membanting pintu kamar.
***
Seperti hari Minggu biasanya, selesai sholat Ashar, aku menjemput Bianca di gereja. Selesai menyalami anak-anak sekolah Minggu, dia menghampiri aku yang sedang duduk dimotorku. Dia melipat wajahnya, seperti menyembunyikan sesuatu.
"Maaf ya, Gil. Aku mau pulang sendiri. Tapi, nanti malam kita ketemu di tempat biasa ya. Aku mau membicarakan sesuatu dan itu butuh tempat sepi." Nadanya menyimpan banyak perasaan getir. Aku takut.
***
Di bawah sinar rembulan, aku menatapnya lekat.
"Aku gemar berdoa. Bercerita pada Tuhan tentang kita. Dalam persepsiku, Tuhan ikut bahagia. Walau kita menyebutNya dengan nama berbeda." Dia berbicara dan menatapku, dalam.
"Tapi kok aku nggak merasa Dia bahagia? Aku ke masjid, kamu ke gereja. Delapan tahun kita menjalani itu semua, tapi orang-orang sekitar menganggap kita bodoh. Mereka menertawakan dua orang berbeda keyakinan yang sering menghabiskan waktu bersama, berdua. Bukan untuk berzinah tapi untuk meyakinkan pada dunia bahwa perbedaan bukan alasan untuk tidak saling mengasihi. Mereka bilang kita pacaran, tapi jutaan kali kita mengatakan sahabatan. Ah.. Sahabatan. Status yang selalu membuatku sesak. Padahal, aku begitu menyayangimu, Bi. Bahkan saat mereka menganggap kita berdua bodoh!" Aku berkata dengan segala kesesakan yang aku rasa. Lega.
"Aku juga sayang sama kamu, Gil. Ini yang selalu membuatku semakin sesak saat ngeliat mata kamu. Harusnya dunia gak sekeras ini sama kita." Dia berkata dengan penuh kejujuran, aku merasa sesak.
"Mungkin ini akan ngagetin kamu, bulan depan aku akan mengikuti seminari suster. Seumur hidupku akan kuberikan untuk melayani Tuhan. Aku udah mikirin ini jauh-jauh hari, jadi jangan tanya kenapa karena pasti jawabannya akan benar-benar panjang!" Dia berkata dengan perasaan resah dan gundah, seperti tidak yakin bahwa dia bisa melakukan hal itu.
          "Kamu yakin?"
"Keyakinan itu bisa datang karena terbiasa dan mengerti apa yang diyakinki. Aku gak yakin bisa ninggalin semua, termasuk kamu…" Dia berkata dengan mata memerah, menahan tangis.
"Kamu akan menemukan tulang rusukmu, Gil, yang jelas bukan aku. Kamu akan menemukan yang terbaik, lebih baik daripada aku."
Aku terdiam, tidak bisa menahan air mata. Aku terlihat seperti lelaki bodoh, menangis di depan wanita yang aku cintai dan begitu berarti.
"Aku mungkin bakal kangen sama kamu. Tapi aku gak harus terenyuh dan terlalu memikirkan kangen itu,Gil. Kamu dan aku akan baik-baik saja."
Aku tidak bisa berhenti menatap matanya yang benar-benar merah. Dia benar-benar ingin menunjukan padaku bahwa dia adalah wanita yang kuat.
"Pulang yuk, udah malam." Dia menarik lengan bajuku, pertanda agar aku segera menaiki sepeda motorku.
Akhirnya kami pulang dan masih menyimpan banyak sakit. Tuhan belum puas membunuhku dengan harapan-harapan kosong yang aku buat sendiri.
Butir-butir air membasahi tanganku. Hujan. Walaupun masih rintik-rintik. Aku takut, Bian kehujanan. Butir-butir hujan itu semakin bertambah, rintik-rintiknya menjadi deras. Dingin, aku merasa begitu dingin. Dari belakang, dia menggenggam bahuku. Memelukku dengan erat. Jika seperti ini, aku ingin merasa terus kedinginan, agar dia bisa terus memelukku. Pertama kali dan terakhir kali dia memelukku, sebelum aku mengikhlaskannya sebagai kekasih Tuhan.

Download L’Arc~en~Ciel Full Album

L’Arc~en~Ciel –
L'Arc~en~Ciel (ラルク アン シエル Raruku An Shieru, "Pelangi" dalam bahasa Prancis?) adalah nama grup musik Jepang beraliran J-Rock. Band ini beranggotakan Hyde (vokal), Ken (gitar), Tetsu (bass),dan Yukihiro (drum).L'Arc en Ciel didirikan oleh Tetsu pada Februari 1991. sekitar awal tahun 1991 dua orang anak muda bernama Tetsu dan Hiro membentuk sebuah grup band.
———————————————————————
Links Mega Use Miny Pony to download the files :)
———————————————————————
+++++[Singles]+++++
01.-Floods of tears
02.-Blurry Eyes
03.-Vivid colors
04.-Natsuu no yuutsu (time to say good-bye)
05.-Kaze ni kienaide
06.-Flower
07.-Lies and Truth
08.-Dive To Blue
09.-Niji
10.-Honey
11.-Winter Fall
12.-Shinshoku-lose control
13.-Kasou
14.-Snow drop
15.-Forbidden lover
16.-Heaven`s drive
17.-Pieces
18.-Driver´s Highs
19.-Love files
20.-Neo universe
21.-Stay away
22.-Spirit dreams inside
23.-Ready Stady Go
24.-Hitomi no jyuunin
25.-Jiyuu e no shoutai
26- Killing me
27.-New world
28.-Jojoushi
29.-Link
30.-The fourth avenue cafe
31.-Seventh heaven
32.-My Hearth Draws A Dream
33.-Daysbreaks  Bell
34.-Hurry XMas
35.-Drink It Down
36.-Nexus 4
37.-Bless
38.-Good Luck My Way
39.-”XXX” 
40-CHASE
+++++[ALBUMS]+++++
DUNE
01. Shutting From the Sky hyde
02. Voice hyde
03. Taste Of Love
04. Entichers
05. Floods of tears
06. Dune
07. Be destined
08. Tsuioku no Joukei
09. As if in a dream
10. Ushinawareta Nagame
Download Part 1 / Part 2
TIERRA
01. In the Air
02. All Dead
03. Blame
04. Wind of Gold
05. Blurry Eyes
06. Inner Core
07. Nemuri ni yosete
08. Kaze no yukue
09. Hitomi ni utsuru mono
10. White Feathers
Download Part 1 / Part 2
HEAVENLY
01. Still I’m With You
02. Vivid Colors
03. and She Said
04. Garasu Dama
05. Secret Signs
06. C’est La Vie
07. Natsu no yuu-utsu
08. Cureless
09. Shizuka no umi de
10. The Rain Leaves a Scar
TRUE
01. Fare Well
02. Caress of Venus
03. Round and Round
04. flower
05. “good-morning Hide”
06. the Fourth Avenue Cafe
07. Lies and Truth
08. Kaze ni kienaide
09. I Wish hyde
10. Dearest Love
HEART
01. LORELEY
02. winter fall
03. Singin’ in the Rain
04. Shout at the Devil
05. Niji (Album Version)
06. birth!
07. Promised land
08. fate
09. milky way
10. Anata
Download Part 1 / Part 2
ARK
01. forbidden lover
02. HEAVEN’S DRIVE
03. Driver’s High
04. Cradle
05. DIVE TO BLUE
06. Larva
07. Butterfly’s Sleep
08. Perfect Blue
09. Shinjitsu no Gensou to
10. What is love
11. Pieces [ark mix]
Download Part 1 / Part 2
RAY
01. Shi no Hai
02. It’s the end
03. HONEY
04. Sell my Soul
05. snow drop [ray mix]
06. L’heure
07. Kasou
08. Shinshoku -lose control-
09. trick
10. Ibara no namida
11. the silver shining
REAL
01. get out from the shell -asian version-
02. THE NEPENTHES
03. NEO UNIVERSE
04. bravery
05. LOVE FLIES
06. finale
07. STAY AWAY
08. ROUTE 666
09. TIME SLIP
10. a silent letter
11. ALL YEAR AROUND FALLING IN LOVE
Download Part 1 / Part 2
SMILE
01. Seppun
02. READY STEADY GO
03. Lover Boy
04. Feeling Fine
05. Time goes on
06. Coming Closer
07. Eien
08. REVELATION
09. Hitomi no jyunin
10. Spirit dreams inside
AWAKE
01. New World
02. LOST HEAVEN
03. Jojoushi
04. TRUST
05. Killing Me
06. AS ONE
07. My Dear
08. EXISTENCE
09. Jiyuu eno shoutai
10. Ophelia
11. Hoshizora
12. twinkle, twinkle
Download Part 1 / Part 2
KISS
01. SEVENTH HEAVEN
02. Pretty girl
03. MY HEART DRAWS A DREAM
04. Sunadokei
05. spiral
06. ALONE EN LA VIDA
07. DAYBREAK’S BELL
08. Umibe
09. THE BLACK ROSE
10. Link -KISS Mix-
11. Yuki no ashiato
12. Hurry Xmas
Download Part 1 / Part 2
  
BUTTERFLY
01. CHASE
02. X X X
03. Bye Bye
04. GOOD LUCK MY WAY –BUTTERFLY Ver.-
05. BLESS
06. shade of season
07. DRINK IT DOWN
08. wild flower
09. SHINE
10. NEXUS 4
11. Mirai Sekai
+++++ Best Albums & Compilations +++++
Clicked Singles Best 13
01. Blurry Eyes Tierra
02. flower True
03. Lies and Truth True
04. Niji HEART
05. winter fall HEART
06. DIVE TO BLUE ark
07. HONEY ray
08. HEAVEN’S DRIVE ark
09. Pieces ark
10. Driver’s High ark
11. NEO UNIVERSE REAL
12. STAY AWAY REAL
13. Anemone Nueva canción
Download Part 1 / Part 2
The Best of L’Arc~en~Ciel 1994-1998
01. In the Air Tierra
02. Blurry Eyes Tierra
03. Vivid Colors heavenly
04. and She Said heavenly
05. Natsu no yu-utsu [time to say good-bye] heavenly
06. Kaze ni kienaide True
07. flower True
08. Lies and Truth True
09. Caress of Venus True
10. the Fourth Avenue Cafe True
11. Niji HEART
12. winter fall HEART
13. Shout at the Devil HEART
14. fate HEART
15. Anata HEART
Download Part 1 / Part 2
The Best of L’Arc~en~Ciel 1998-2000
01. DIVE TO BLUE ark
02. HONEY ray
03. Kasou ray
04. Shinshoku -lose control- ray
05. snow drop ray
06. forbidden lover ark
07. HEAVEN’S DRIVE ark
08. Pieces ark
09. trick ray
10. Driver’s High ark
11. LOVE FLIES REAL
12. NEO UNIVERSE REAL
13. finale REAL
14. STAY AWAY REAL
15. get out from the shell -asian version- REAL
Download Part 1 / Part 2
The Best of L’Arc~en~Ciel c/w 2001 – 2003
01. Brilliant Years Vivid Colors
02. Anata no tame ni Natsu no yu-utsu [time to say good-bye]
03. I’m so happy Kaze ni kienaide
04. Sayonara flower
05. Sai wa nagerareta Lies and Truth
06. THE GHOST IN MY ROOM Niji
07. metropolis winter fall
08. Peeping Tom DIVE TO BLUE
09. a swell in the sun snow drop
10. Kasou-1014mix- forbidden lover
11. hole NEO UNIVERSE / finale
12. get out from the shell STAY AWAY
DUNE 10th anniversary version 2004
1. Shutting from the sky
2. Voice
3. Taste of Love
4. Entichers
5. Floods of Tears
6. Dune
7. Be destined
8. Tsuioku no Jookei
9. As if in a dream
10. Ushiwanareta Nagame
11. Floods of Tears (single versi
12. Yasouka
13. Yokan
Download Part 1 / Part 2
WORDL BEST SELECTION
1. X X X (English Version)
2. Hitomi No Juunin
3. My Heart Draws A Dream
4. Blurry Eyes
5. Niji (Album Version)
6. Jojoushi
7. Flower
8. The Fourth Avenue Café
9. Stay Away
10. Honey
11. Ready Steady Go
12. Anata
13. Driver’s High
14. Good Luck My Way
15. New World
16. Chase (English Version)
Download
Quadrinity
DISCO 1 Hyde best
1. I’m so happy
2. HONEY
3. flower
4. さようなら (Sayounara)
5. Anemone
6. いばらの涙 (Ibara no Namida)
7. In the Air
DISCO 2 Tetsuya best
1. READY STEADY GO
2. Blame
3. Time goes on
4. DIVE TO BLUE
5. 砂時計 (Sunadokei)
6. Link -KISS Mix-
7. あなた (Anata)
DISCO 3 Ken best
1. 花葬 (Kasou)
2. ガラス玉 (Garasu Dama)
3. MY HEART DRAWS A DREAM
4. Coming Closer
5. 真実と幻想と (Shinjitsu to Gensou to)
6. the silver shining
7. 虹 (Album Version) (Niji)
DISCO 4 Yukihiro best
1. a swell in the sun
2. cradle
3. drink it down
4. get out from the shell -asian version-
5. new world
6. revelation
7. trick
Download Part 1 / Part 2
TWENTY BOX
L’Arc-en-Ciel 「TWENITY 1991-1996」
01. Voice
02. Floods of tears
03. As if in a dream
04. Blurry Eyes
05. In the Air
06. White Feathers
07. Vivid Colors
08. Natsu no Yuutsu [time to say good-bye]
09. I’m so happy
10. flower
11. Sayonara
12. Lies and Truth(”True” Mix)
13. Sai wa Nagerareta
14. Caress of Venus
15. “good-morning Hide”
Download Part 1 / Part 2
L’Arc-en-Ciel 「TWENITY 1997-1999」
01. Niji(Album Version)
02. winter fall
03. LORELEY
04. Shout at the Devil
05. fate
06. Anata
07. HONEY
08. Kasou
09. snow drop [ray mix]
10. HEAVEN’S DRIVE
11. Pieces [ark mix]
12. Driver’s High
13. Shinjitsu to Gensou to
14. Sell my Soul
15. Ibara no Namida
Download Part 1 / Part 2
L’Arc-en-Ciel 「TWENITY 2000-2010」
01. NEO UNIVERSE
02. finale
03. STAY AWAY
04. get out from the shell
05. READY STEADY GO
06. Hitomi no Jyuunin
07. REVELATION
08. New World
09. Jyojyoushi
10. AS ONE
11. Link -KISS Mix-
12. MY HEART DRAWS A DREAM
13. DAYBREAK’S BELL
14. Pretty girl
15. I Love Rock’n Roll
Download Part 1 / Part 2